Shisha sama rokok yang pasti sama-sama berbahaya, tapi
lebih bahaya shisha. Apalagi yang sudah kecanduan.
Akhir tahun lalu, Agen Anti Tembakau Prancis (L’Office
Francais de prevention du TabagismeOFT), melansir hasil penelitian Laboratorium
Nasional Prancis tentang bahaya shisha. Seorang penghisap shisha setara dengan
70 penghisap rokok biasa. Kandungan tar dari asap shisha sama dengan 27 hingga
102 batang rokok. Penghisap shisha sama saja dengan menghirup karbon monoksida
(gas yang terkandung dalam asap knalpot) seperti yang terkandung 15-52 batang
rokok biasa.
Tes yang dikembangkan Laboratorie National d’Essais (LNE)
dalam tiga tipe, yakni shisha dengan karbon ringan berjumlah sedikit, shisha
dengan karbon ringan berjumlah banyak, serta tipe dengan karbon alami dengan
volume kecil. Ada tiga perameter yang diukur sebagai perbandingan dengan rokok
biasa, yakni jumlah nikotin, tar, dan karbon monoksida.
Dalam 70 liter asap shisha, tipe pertama manghasilkan 319
mg tar atau 32 kali lebih besar dari kandungan tar yang diizinkan di Eropa.
Sedangkan shisha tipe kedua mengandung 266 mg tar atau 27 kali lebih tinggi
dibandingkan rokok biasa. Shisha tipe ketiga memiliki kandungan tar 1.023 mg
atau 102 kali di atas ambang batas rokok biasa.
Shiha tipe pertama, memiliki kadar karbon monoksida 17
kali lebih besar dari rokok biasa, tipe kedua mencapai 15 kali lebih tinggi,
dan tipe ketiga sebanyak 52 kali. Sedangkan kadar nikotin pada shisha tipe 1
dan 2 setara dengan sebatang rokok, sedangkan tipe 3 setara dengan 6 batang
rokok.
Dr. Marinus Widjajarta, Ketua Yayasan Pemberdayaan
Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI), mengatakan rokok biasa saja sudah
mendatangkan penyakit luar biasa bagi penghisapnya. Belum lagi dampak asap
rokok terhadap lingkungan.
“Bahaya shisha lebih besar dibanding rokok biasa. Walau
rasa tembakau shisha tidak sepekat rokok biasa, kandungan racun di dalamnya
bisa menimbulkan beragam penyakit mematikan”, kata Marius.
Menurut ketua tim peneliti Pierre Band dari Britis
Columbia Cancer Agency di Vancouver, jaringan payudara paling sensitif terhadap
zat-zat karsinogen yang dapat memicu kanker pada masa pubertas. Pada saat itu,
sel-sel payudara masih tumbuh. Kesimpulan itu didukung dengan kenyataan bahwa
perempuan yang mulai merokok setelah melahirkan anak pertama tidak menghadapi
resiko kenker payudara.
apakah rsa shisha sama dengan rokok dan akan memberikan efek ketergantungan?
BalasHapusWebsite Gratis